Sabtu, 28 Juni 2025

Setel Platina Mobil Toyota Kijang

 proses penyetelan platona pada kijang,Sebelum menyetel platina mobil kijang, ada beberapa hal yang harus dipersiapkan terlebih dulu,alat atau perkakas yang dibutuhkan antara lain 


1. obeng minus/plus

2. kunci ring nomor 19

3.  fuller yang digunakan untuk mengukur celah platina mobil Kijang. 

Apabila peralatan sudah siap, saatnya mulai melakukan penyetelan  lancar. Kalau kamu punya mobil Kijang, sebaiknya ketahui cara menyetel platina mobil Toyota Kijang ya

Mobil Toyota Kijang masih menggunakan pengapian manual. Platina Toyota Kijang berfungsi untuk memutus dan menghubungkan arus listrik yang mengalir menuju kumparan primer koil. 

Platina mobil Kijang yang bermasalah bisa disebabkan dari penyetelan platina yang kurang tetap atau sudah dilakukan perubahan penyetelan.

Cara menyetel platina mobil Toyota Kijang

Sebelum menyetel platina, hal yang harus dipersiapkan terlebih dulu adalah alat-alat atau perkakas yang dibutuhkan.

Misalnya seperti obeng minus, obeng plus, kunci ring nomor 19, dan fuller yang digunakan untuk mengukur celah platina mobil Kijang. 

Jika peralatan sudah siap, saatnya mulai melakukan penyetelan. Berikut ini cara menyetel platina mobil Kijang sendiri di rumah.

1. Cek kondisi mobil

Pertama, cek kondisi mobil. Pastikan aki mobil dalam kondisi optimal, karena menyetel platina membutuhkan beberapa kali putaran mesin. 

Untuk mengeceknya, buka katup distributor terlebih dahulu. Lalu, bersihkan dan cek platina bersih dan tidak ada benjolan. Jika terlihat benjolan pada platina sebaiknya langsung menggantinya dengan platina baru. 

2. Putar pulley poros (crankshaft)

Langkah berikutnya, putar polley poros engkol atau bisa disebut juga dengan crankshaft. Cara memutarnya harus searah dengan jarum jam hingga titik pulley berada di titik nol (0) derajat atau disebut dengan Top 1. 

3. Mengendurkan baut pengikat platina

Cara menyetel platina mobil Toyota Kijang berikutnya adalah mengendurkan baut yang mengikat platina. Namun, saat mengendurkan, pastikan tidak terlalu longgar.

Caranya bisa dilakukan dengan memutar platina satu kali saja dengan obeng negatif, hingga celah platina menjadi renggang. 

4. Pastikan ukuran celah platina

Standar ukuran platina mobil Kijang adalah 0.45 mm. Namun, jika kamu tidak memiliki ukuran fuller dengan ukuran 0.45 mm, kamu bisa menggunakan ukuran celah platina 0,40 mm.

Akan tetapi, saat akan merapatkan pastikan tetap sedikit longgar agar tetap terdapat celah yang sesuai dengan ukuran 0.45 mm. 

5. Mulai setel platina

Sekarang saatnya mulai setel platina dengan obeng minus (-). Geser platina secara perlahan menggunakan obeng minus (-), kemudian tekan coak atau tonjolan yang berada di dekat platina. 

Meskipun setiap mobil memiliki coak atau tonjolan, kadang platina yang mengalami kerusakan mengalami tonjolan yang berbeda. Maka dari itu, jika terlihat tanda tersebut, langsung ganti saja dengan platina baru. Sebagai penyambung dan pemutus arus listrik, platina perlu disetel untuk memastikan sistem kelistrikan mobil tetap lancar. Kalau kamu punya mobil Kijang, sebaiknya ketahui cara menyetel platina mobil Toyota Kijang yang benar.Mobil Toyota Kijang masih menggunakan pengapian manual. Platina Toyota Kijang berfungsi untuk memutus dan menghubungkan arus listrik yang mengalir menuju kumparan primer koil. Platina mobil Kijang yang bermasalah bisa disebabkan dari penyetelan platina yang kurang tetap atau sudah dilakukan perubahan penyetelan. Sebelum menyetel platina, hal yang harus dipersiapkan terlebih dulu adalah alat-alat atau perkakas yang dibutuhkan.Misalnya seperti obeng minus, obeng plus, kunci ring nomor 19, dan fuller yang digunakan untuk mengukur celah platina mobil Kijang. Jika peralatan sudah siap, saatnya mulai melakukan penyetelan. Berikut ini cara menyetel platina mobil Kijang sendiri di rumah.

1. Cek kondisi mobil

Pertama, cek kondisi mobil. Pastikan aki mobil dalam kondisi optimal, karena menyetel platina membutuhkan beberapa kali putaran mesin. 

Untuk mengeceknya, buka katup distributor terlebih dahulu. Lalu, bersihkan dan cek platina bersih dan tidak ada benjolan. Jika terlihat benjolan pada platina sebaiknya langsung menggantinya dengan platina baru. 

2. Putar pulley poros (crankshaft)

Langkah berikutnya, putar polley poros engkol atau bisa disebut juga dengan crankshaft. Cara memutarnya harus searah dengan jarum jam hingga titik pulley berada di titik nol (0) derajat atau disebut dengan 

3. Mengendurkan baut pengikat platina

Cara menyetel platina mobil Toyota Kijang berikutnya adalah mengendurkan baut yang mengikat platina. Namun, saat mengendurkan, pastikan tidak terlalu longgar.

Caranya bisa dilakukan dengan memutar platina satu kali saja dengan obeng negatif, hingga celah platina menjadi renggang. 

4. Pastikan ukuran celah platina

Standar ukuran platina mobil Kijang adalah 0.45 mm. Namun, jika kamu tidak memiliki ukuran fuller dengan ukuran 0.45 mm, kamu bisa menggunakan ukuran celah platina 0,40 mm.

Akan tetapi, saat akan merapatkan pastikan tetap sedikit longgar agar tetap terdapat celah yang sesuai dengan ukuran 0.45 mm. 

5. Mulai setel platina

Sekarang saatnya mulai setel platina dengan obeng minus (-). Geser platina secara perlahan menggunakan obeng minus (-), kemudian tekan coak atau tonjolan yang berada di dekat platina. 

Meskipun setiap mobil memiliki coak atau tonjolan, kadang platina yang mengalami kerusakan mengalami tonjolan yang berbeda. Maka dari itu, jika terlihat tanda tersebut, langsung ganti saja dengan platina baru. 

6. Cek celah platina

Pastikan lagi untuk mengecek celah platina, jika sudah sesuai rapatkan baut platina dengan menggunakan obeng plus (+). 

Untuk bisa mendeteksi adanya masalah pada platina atau tidak, kamu juga harus memahami cara cek kondensor platina mobil, ya.

7. Pasang tutup distributor

Setelah semua cara menyetel platina mobil Toyota Kijang telah dilakukan, maka tutup kembali delco atau biasa disebut dengan distributor. 

8. Nyalakan mesin

Selanjutnya, kamu bisa coba menyalakan mesin dengan mengendorkan baut 10 mm yang menutup distributor pada blok mesin. Putar ke kiri atau ke kanan pelan-pelan. 

Ciri-ciri platina mobil bermasalah

Platina mobil memiliki peran yang cukup penting dalam sistem pengapian mobil, khususnya saat akan starter mobil. Sehingga jika mengalami kerusakan, mesin akan terasa sulit dinyalakan. Lantas, apa ciri-ciri platina mobil bermasalah? 

1. Tidak ada celah pada platina

Ciri-ciri platina mobil bermasalah yang pertama adalah tidak adanya celah pada platina mobil. Hal ini berarti fungsinya sudah tidak berjalan dengan baik karena kontak pemutus dan penghubung aliran arus primer ke massa tidak ada. 

Akibatnya, tegangan tinggi pada kumparan sekunder koil juga tidak bisa dilakukan. Selain itu, juga akan terjadi percikan bunga api busi yang tidak akan timbul yang akan membuat mobil tidak bisa bergerak atau mati mendadak. 

2. Celah platina terlalu sempit

Selain tidak ada celah pada platina, celah yang terlalu sempit juga menjadi ciri-ciri platina mobil bermasalah. Hal ini akan membuat sudut dwell dan arus primer menjadi lebih besar. 

Akibatnya, akan menyebabkan percikan bunga api pada busi. Kondisi ini juga menyebabkan cepat aus karena arus listrik mengalir lebih lama daripada dalam kondisi normal.

3. Celah platina terlalu lebar

Celah yang terlalu besar juga bisa menyebabkan masalah pada platina. Hal ini yang akan menyebabkan sudut dwell menjadi lebih kecil. 

Biasanya hal ini disebabkan karena tegangan tinggi kumparan tidak berjalan efektif, dan mengakibatkan tenaga mesin yang keluar tidak bisa berjalan optimal, hingga akhirnya starter mobil jadi susah dilakukan. 

Ukuran standar celah platina pada mobil Toyota Kijang

Setiap kendaraan memiliki ukuran standar celah platina yang berbeda-beda. Ukuran standar celah platina pada mobil Kijang adalah 0,45 mm. 

Kamu juga bisa memastikan ukurannya agar lebih tepat dengan mengukur sudut dwell dengan menggunakan alat dwell tester. 

Jika ukurannya tepat, maka nilai yang dihasilkan adalah 52 (plus minus 4) derajat. Untuk mengecek dan memastikan ukuran celah platina, kamu juga bisa membaca dari buku manual kendaraan.

Pastikan kamu menyetel platina sesuai dengan ukuran celah yang berlaku Sebab, jika celahnya tidak sesuai, maka bisa menjadi penyebab angka standar RPM mobil menjadi tidak stabil.

Harga platina mobil Kijang

Jika terjadi kerusakan pada platina, maka kamu harus segera menggantinya. Harga platina berkualitas terbilang cukup terjangkau yaitu, dibanderol dari Rp20.000 – Rp65.000. 

Namun, untuk kualitas platina original biasanya akan lebih mahal. Kamu bisa memilih harga platina tersebut sesuai dengan budget dan juga kebutuhanmu. 

Namun, pastikan untuk mengganti platina dengan kualitas terbaik agar tidak mudah rusak dan kinerja mobil pun tetap stabil dan optimal.

Kamis, 30 April 2015

Sejarah Balap Motor

 Mengulas tentang sejarah Kejuaraan dunia untuk balap motor .Kejuaraan balap motor pertama kali diselenggarakan oleh Fédération Internationale de Motocyclisme (FIM), pada tahun 1949. Pada saat itu secara tradisional telah diselenggarakan beberapa balapan di tiap even untuk berbagai kelas motor, berdasarkan kapasitas mesin, dan kelas untuk sidecars (motor bersespan). Kelas-kelas yang ada saat itu adalah 50cc, 125cc, 250cc, 350cc, dan 500cc untuk motor single seater, serta 350cc dan 500cc untuk motor sidecars. Memasuki tahun 1950-an dan sepanjang 1960-an, motor bermesin 4 tak mendominasi seluruh kelas. Pada akhir 1960-an, motor bermesin 2 tak mulai menguasai kelas-kelas kecil.

 Di tahun 1970-an motor bermesin 2 tak benar-benar menyingkirkan mesin-mesin 4 tak. Pada tahun 1979, Honda berusaha mengembalikan mesin 4 tak di kelas puncak dengan menurunkan motor NR500, namun proyek ini gagal, dan di tahun 1983 Honda bahkan meraih kemenangan dengan motor 500cc 2 tak miliknya. Pada tahun 1983, kelas 350cc akhirnya dihapuskan. Kelas 50cc kemudian digantikan oleh kelas 80cc di tahun 1984, tetapi kelas yang sering didominasi oleh pembalap dari Spanyol dan Italia ini akhirnya ditiadakan pada tahun 1990. Kelas sidecars juga ditiadakan dari kejuaraan dunia di tahun 1990-an, menyisakan kelas 125cc, 250cc, dan kelas 500cc.GP 500, kelas yang menjadi puncak balap motor Grand Prix, telah berubah secara dramatis pada tahun 2002. Dari pertengahan tahun 1970-an sampai 2001 kelas puncak dari balap GP ini dibatasi 4 silinder dan kapasitas mesin 500cc, baik jenis mesin 4 tak ataupun 2 tak. Akibatnya, yang mampu bertahan adalah mesin 2 tak, yang notabene menghasilkan tenaga dan akselerasi yang lebih besar. Pada tahun 2002 sampai 2006 untuk pertama kalinya pabrikan diizinkan untuk memperbesar kapasitas total mesin khusus untuk mesin 4 tak menjadi maksimum 990cc, dan berubah menjadi 800cc di musim 2007. Pabrikan juga diberi kebebasan untuk memilih jumlah silinder yang digunakan antara tiga sampai enam dengan batas berat tertentu. Dengan dibolehkannya motor 4 tak ber-cc besar tersebut, kelas GP 500 diubah namanya menjadi MotoGP. Setelah tahun 2003 tidak ada lagi mesin 2 tak yang turun di kelas MotoGP. Untuk kelas 125cc dan 250cc secara khusus masih menggunakan mesin 2 tak.

Balap untuk kelas MotoGP saat ini diselenggarakan sebanyak 17 seri di 15 negara yang berbeda (Spanyol menggelar 3 seri balapan). Balapan biasa digelar setiap akhir pekan dengan beberapa tahap. Hari Jum’at digelar latihan bebas dan latihan resmi pertama, kemudian hari Sabtu dilaksanakan latihan resmi kedua dan QTT, di mana para pembalap berusaha membuat catatan waktu terbaik untuk menentukan posisi start mereka. Balapan sendiri digelar pada hari Minggu, meskipun ada seri yang digelar hari Sabtu yaitu di Belanda dan Qatar. Grid (baris posisi start) terdiri dari 3 pembalap perbaris dan biasanya setiap seri balap diikuti oleh sekitar 20 pembalap. Balapan dilaksanakan selama sekitar 45 menit dan pembalap berlomba sepanjang jumlah putaran yang ditentukan, tanpa masuk pit untuk mengganti ban atau mengisi bahan bakar. Balapan akan diulang jika terjadi kecelakaan fatal di awal balapan. Susunan grid tidak berubah sesuai hasil kualifikasi. Pembalap boleh masuk pit jika hanya untuk mengganti motor karena hujan saat balapan.

 Organisasi dalam MotoGP

Kesuksesan Balap MotoGP tidak terlepas dari organisasi-organisasi yang terlibat di dalamnya Beberapa organisasi yang tergabung dalam komisi Grand Prix antara lain FIMDornaIRTA, dan MSMA.

FIM (Federation Internationale de Motocyclisme) merupakan badan tertinggi di dunia yang mengurusi hal-hal seputar sepeda motor. FIM yang berdiri pada tahun 1904 ini tidak hanya mengurusi balap motor, tetapi juga menjadi pengawas motor-motor produksi yang dijual masal, terutama soal keamanan dan kelayakan. Dalam kegiatan balap motor, FIM adalah badan yang mengurusi dan bertanggung jawab mengenai regulasi dan teknis pelaksanaan balapan, juga mengenai status, taraf, dan kriteria dari sebuah kejuaraan balap motor.

Dorna adalah organisasi penyelenggara balapan MotoGP, atau dengan kata lain Dorna adalah promotor kejuaraan MotoGP. Dorna bertanggung jawab terhadap kualitas event dan juga mengurusi sponsor event.

IRTA (International Road racing Team Association), anggota organisasi ini terdiri dari tim-tim yang mengikuti balapan MotoGP. Organisasi ini berfungsi untuk menyalurkan aspirasi tim dan para pembalap yang tergabung di dalamnya. Dengan organisasi inilah pembalap dapat memberikan masukan dan menentukan hak-hak dan kepentingannya, antara lain nilai kontrak, keamanan dan kelayakan sirkuit.

MSMA (Motor Sport Manufacturer Association) merupakan organisasi dalam MotoGP yang terdiri dari pabrikan-pabrikan motor yang mengikuti kejuaraan MotoGP, seperti Honda, Yamaha, Ducati, Suzuki, Kawasaki, dan pabrikan lainnya. Fungsi dari organisasi ini antara lain memutuskan peraturan teknis mengenai regulasi motor bersama dengan organisasi lain yang tergabung di komisi Grand Prix.