Tampilkan postingan dengan label olahraga panahan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label olahraga panahan. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 26 Mei 2012

Hadir Sejak 1943, Panahan Mataraman Masih Asing di Jogja

SLEMAN—Panahan Tradisional Mataraman dinilai masih asing bagi sebagian masyarakat. Padahal lomba ini sudah digelar Kraton Yogyakarta sejak 1943.
Atlet panahan tradisional Mataraman asal Sleman, Rudi menilai, penyebab ketidaktahuan masyarakat umum terkait olahraga ini karena jarangnya media yang mengekspose kegiatan seni tradisi ini.
Laki-laki yang sudah dua tahun menekuni olahraga panahan tradisional gaya Mataraman itu menuturkan, ketertarikannya berawal dari cara memanah yang unik dan tidak terkesan agresif seperti olahraga panahan pada umumnya.
“Filosofi Jawa yang santai dan adem ayem terlihat dalam cara memanah sembari duduk bersila,” ujarnya saat ditemui Harian Jogja dalam lomba panahan atau Jemparingan Gaya Mataraman di Lapangan Denggung, Minggu (13/5) pagi.
Menurutnya, kegiatan yang diadakan Pemkab Sleman dalam rangka memperingati HUT Sleman ke-96 dapat menjadi salah satu ajang sosialisasi olahraga ini.
Ketua Umum Pengurus Cabang Perpani Kabupaten Sleman, Sapto Winarno menjelaskan, selama ini orang kebanyakan mengenal olah raga panahan hanya sebatas yang dilombakan dalam festival olah raga berkelas seperti PON, SEA Games, ASEAN Games, atau bahkan Olimpiade. “Jarang kita mengenal seni memanah tradisional,” tuturnya.(ali)

TEKNIK OLAHRAGA PANAHAN

 PANAHAN
1. Sikap Berdiri (stand)
Sikap berdiri (stand), menurut Damiri, “Sikap/posisi kaki pada lantai atau tanah. Sikap berdiri yang baik ditandai oleh: (1) titik berat badan ditumpu oleh kedua kaki/tungkai secara seimbang, (2) tubuh tegak, tidak condong ke depan atau ke belakang, ke samping kanan ataupun ke samping kiri.” Terdapat empat macam sikap kaki dalam panahan, yaitu open stand, square stand, close stand, dan oblique stand, yang kebanyakan dipakai oleh pemanah pemula adalah sikap square stand atau sikap sejajar.
Sumber : www.archery.metu.edu.tr
2. Memasang Ekor Panah (nocking)
Memasang ekor anak panah (nocking), menurut Damiri, “Gerakan menempatkan atau memasukkan ekor panah ke tempat anak panah (nocking point) pada tali dan menempatkan gandar (shaft) pada sandaran anak panah (arrow rest). Kemudian diikuti dengan menempatkan jari-jari penarik pada tali dan siap menarik tali.” Memasang ekor panah dalam olahraga panahan bisa menjadi fatal apabila salah penempatan baik terlalu atas ataupun terlalu bawah, maka perlu untuk memperhatikan kembali apakah anak panah yang dipasang sudah lurus tersandar di busur ataukah belum.
Sumber : www.archery.metu.edu.tr

3. Mengangkat Lengan Busur (extend)
Mengangkat lengan busur (extend), menurut Damiri, “Gerakan mengangkat lengan penahan busur (bow arm) setinggi bahu dan tangan penarik tali siap untuk menarik tali.” Hal-hal yang harus diperhatikan, yaitu lengan penahan busur rileks, tali ditarik oleh tiga jari yaitu jari telunjuk, jari tengah dan jari manis. Tali ditempatkan atau lebih tepatnya diletakkan pada ruas-ruas jari pertama, dan tekanan busur terhadap telapak tangan penahan busur ditengah-tengah titik V, yang dibentuk oleh ibu jari dan jari telunjuk (lengan penahan busur), penulis memperjelas dengan memberikan gambar seperti dibawah ini :
Sumber : www.archery.metu.edu.tr
4. Menarik Tali Busur (drawing)
Menarik tali busur (drawing), menurut Damiri, “Gerakan menarik tali sampai menyentuh dagu, bibir dan atau hidung. Kemudian dilanjutkan dengan menjangkarkan tangan penarik tali di dagu.” Ada tiga fase gerakan menarik, yaitu pre-draw, primary draw dan secondary draw. Pre-draw adalah gerakan tarikan awal. Pada saat ini sendi bahu, sendi siku dan sendi pergelangan tangan telah dikunci. Primary-draw atau tarikan utama adalah gerakan tarikan dari posisi pre-draw sampai tali menyentuh atau menempel dan sedikit menekan atau mengetat pada bagian dagu, bibir dan hidung dan berakhir pada posisi penjangkaran. Secondary-draw atau tarikan kedua adalah gerakan menahan tarikan pada posisi penjangkaran sampai melepas tali (release).
Didalam buku penataran pelatih program pembinaan cabang olahraga panahan tingkat SD dan SLTP yang dipergunakan untuk menarik adalah: jari, punggung telapak (wirst), dan lengan bawah. Ketiga bagian ini pada posisi lurus kemudian lengan atas selanjutnya bahu dan otot belakang. Kebanyakan pemanah-pemanah pemula hanya menggunakan jari-jari saja, kebanyakan mereka tidak menggunakan otot-otot yang seharusnya dipergunakan seperti yang sudah dijelaskan pada halaman-halaman sebelumnya, di bawah ini adalah gambar menarik busur :
Sumber : Haywood, M Kathleen and Lewis F.Catherine Archery Steps to Succes

5. Menjangkarkan Lengan Penarik (anchoring)
Menjangkarkan lengan penarik (anchoring), menurut Damiri, “Gerakan menjangkarkan tangan penarik pada bagian dagu.” Hal yang harus diperhatikan, yaitu tempat penjangkaran tangan penarik tali harus tetap sama dan kokoh menempel di bawah dagu, dan harus memungkinkan terlihatnya bayangan tali pada busur (string alignment). Ada dua jenis penjangkaran, yaitu penjangkaran di tengah dan penjangkaran di samping. Pada penjangkaran di tengah, tali menyentuh pada bagian tengah dagu, bibir dan hidung serta tangan penarik menempel di bawah dagu. Pada penjangkaran di samping, tali menyentuh pada bagian samping dagu, bibir dan hidung, serta tangan penarik menempel di bawah dagu.
Sumber : www.archery.metu.edu.tr
6. Menahan Sikap Panahan (tighten)
Menahan sikap panahan (tighten), menurut Damiri, adalah: Suatu keadaan menahan sikap panahan beberapa saat, setelah penjangkaran dan sebelum anak panah dilepas. Pada saat ini otot-otot lengan penahan busur dan lengan penarik tali harus berkontraksi agar sikap panahan tidak berubah. Bersamaan dengan itu pemanah melakukan pembidikan. Jadi pada saat membidik, sikap pemanah harus tetap dipertahankan.

Sumber : Haywood, M Kathleen and Lewis F. Catherine Archery Steps to Succes

7. Membidik (Aiming)
Membidik (aiming), menurut Damiri: “Gerakan mengarahkan atau menempelkan titik alat pembidik (visir) pada tengah sasaran/titik sasaran.” Pada posisi membidik, posisi badan dari pemanah diharapkan tidak berubah, kemudian pemanah tidak hanya fokus kepada sasaran tetapi diutamakan pada teknik, dengan kondisi badan yang relaks fokus akan lebih baik.
Sumber : www.archery.metu.edu.tr
8. Melepas Tali/Panah (release)
Melepas tali/panah (release), menurut Damiri: “Gerakan melepas tali busur, dengan cara merilekskan jari-jari penarik tali.” Ada dua cara melepaskan anak panah, yaitu dead release dan active release. Pada dead release setelah tali lepas, tangan penarik tali tetap menempel pada dagu seperti sebelum tali lepas. Pada active release, setelah tali lepas tangan penarik tali bergerak ke belakang menelusuri dagu dan leher pemanah.
Pelepasan anak panah yang baik diperlukan untuk memberikan kekuatan penuh dari tali terhadap panah dalam setiap melepaskan panah yang diinginkan dan untuk mencegah getaran tali yang tidak diperlukan, yang akan menyebabkan panah berputar. Kesalahan sedikit apapun pada saat melepaskan anak panah, mengakibatkan dampak yang sangat besar terhadap sasaran.
Sumber : www.archery.metu.edu.tr
9. Menahan Sikap Panahan (after hold)
Menahan sikap panahan (after hold), menurut Damiri, “Suatu tindakan untuk mempertahankan sikap panahan sesaat (beberapa detik) setelah anak panah meninggalkan busur. Tindakan ini dimaksudkan untuk memudahkan pengontrolan gerak panahan yang dilakukan.”
Di dalam buku penataran pelatih program pembinaan cabang olahraga panahan tingkat SD dan SLTP after hold adalah Tangan busur tetap terentang pada posisi semula lurus kearah sasaran dan tetap ditahan hingga dua detik setelah panah menyentuh permukaan sasaran

olahraga panahan

Jika sudah pernah mendengar legenda Robin Hood pasti mengetahui bahwa kompetisi panahan telah ada sejak abad pertengahan. Hingga saat ini para pemanah masih menghormati dongeng tersebut. Istilah "Robin Hood" dalam olahraga panahan digunakan jika sebuah panah berhasil membelah panah yang telah ada di target dengan cara memanah ujung anak panah dengan anak panah yang lain.
Sejak jaman Robin hood hingga sekarang, perlengkapan panahan yang digunakan sudah mengalami banyak perubahan, tetapi kemampuan yang dibutuhkan untuk olah raga panahan tersebut tidak pernah berubah. Bahan yang digunakan untuk pembuatan sebuah busur saat ini adalah aerospace aluminium dan carbon fiber, sedangkan sebuah anak  panah terbuat dari aluminium dan carbon.  Dengan menggunakan bahan ini sebuah anak panah dapat mencapai  kecepatan sekitar 240 Km/jam. Selain itu dibutuhkan juga kekuatan fisik dan mental yang kuat, kondisi stamina yang prima, tangan yang kuat, mata yang tajam dan otot sekuat baja.

Baru-baru ini, olah raga panahan telah menjadi lebih modern berkat sistem pertandingan dengan 2 pemanah, 12 anak panah dan hanya pemenangnya yang terus berlanjut dan konsep kejuaraan dunia yang menawarkan pertandingan yang menarik dan dengan tempo yang cepat dan pertunjukan "best of archery" (panahan terbaik) bagi penggemar dan televisi sejak tahun 2006.


Panahan telah menjadi bagian dalam olimpiade dari tahun 1900 hingga 1920, lalu hilang selama sekitar 50 tahun. Di tahun 1904, panahan telah menjadi salah satu cabang olah raga yang mengikutsertakan wanita. Pada tahun 1961, Mrs. Inger Frith menjadi wanita pertama yang menjabat sebagai President dari International Sports Federation, dan melalui usaha dia dan FITA, IOC akhirnya menyertakan kembali olah raga panahan dalam olimpiade di Munich pada tahun 1972. Cabang tersebut tetap ada hingga saat ini.


Kompetisi
Pada pertandingan di Athena tahun 2004, di Stadium kuno Panathinaiko, pemanah membidik pada target sejauh 70 meter di 4 nomor pertandingan (laki-laki, perempuan, individual dan kompetisi tim). Target berdiameter 1.22 meter dan ditandai 10 dengan lingkaran concentric.

Lingkaran paling tengah di kenal sebagai lingkaran ke 10, berdiameter 12.2 centimeter , dan bernilai 10 poin. Lingkaran paling luar bernilai 1 poin, dan lingkaran diantaranya bernilai +1, dengan arah dari luar ke dalam.

Pemanah atau tim, berkompetisi dalam pertandingan eliminasi perorangan setelah di urutkan dari peringkat 1 hingga 64 dalam kualifikasi. Pemenang dalam semi final, memperebutkan medali emas dan perak dan yang kalah dalam semi final memperebutkan mendali perunggu.

Kelas yang dipertandingkan:
  • Individual (FITA Olympic round - 70m) Putra
  • Team (FITA Olympic round - 70m) Putra
  • Individual (FITA Olympic round - 70m) Putri
  • Team (FITA Olympic round - 70m) Putri