Pada
tahun 2500 SM cabang olahraga Gulat telah menjadi suatu mata pelajaran
di suatu sekolah di Negara Cina dan sekitar tahun 2050 SM gulat juga
dipelajari oleh orang-orang Mesir. Sejak Olympiade Kuno, gulat telah
menjadi suatu acara pertandingan, walaupun acara tersebut diadakan di
dalam acara Pentahlon.
Pada Olympiade I tahun 1896 di Athena gulat Gaya Yunani-Romawi menjadi
suatu acara pertandingan tersendiri. Pada Olympiade III tahun 1904 di St
Louis Amerika Serikat, acara pertandingan gulat hanya untuk gaya
catehras catch can saja. Sedangkan pada Olympiade IV tahun 1908 di
Inggris mengadakan pertandingan gulat untuk dua gaya yaitu Yunani-Romawi
dan catehras catch can. Peraturan gulat Internasional baru diadakan
pada Olympiade XI tahun 1936 di Berlin Jerman.
Sejak sebelum Perang Dunia II, Indonesia sudah mengenal sudah mengenal
gulat Internasional , gulat ini dibawa oleh tentara Belanda. Tahun 1941 –
1945 sewaktu Indonesia diduduki tentara Jepang, seni beladiri Jepang
seperti Judo, Sumo dan kempo masuk pula ke Indonesia, sehingga gulat
secara berangsur-angsur menjadi hilang. Pada tanggal 7 Pebruari 1960
didirikan sebuah organisasi gulat amatir Indonesia dengan nama Persatuan
Gulat Seluruh Indonesia (PGSI). Pertama kali gulat dipertandingkan di
PON V tahun 1961 di Bandung. Tahun 1962 pada Asian Games IV di Jakarta,
Indonesia menurunkan pegulat-pegulatnya secara full team , mulai dari
kelas 52 kg sampai dengan 97 kg, namun prestasi para pegulat kita belum
menggembirakan, Indonesia hanya meraih 2 medali perunggu melalui gulat
Mujari (kelas 52 kg) dan Rachman Firdaus (kelas 63 kg) yang keduanya
bertanding dalam gaya Yunani-Romawi. Dan sejak pembentukannya tahun
1960, PGSI telah banyak melakukan kegiatan baik local, nasional maupun
Internasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar